Jumat, 09 Desember 2011

Lapau, The Flavour Of Togetherness


                

           Postingan kali ini saya akan membahas tentang lapau, yaitu pusat sosialisasi masyarakat Minangkabau tempo dulunya yang kini dari hari ke hari kian terlupakan. Namun, tidakkah anda bertanya mengapa saya membahas ini? Sebenarnya saya tidak tau bagaimana saya tau, yang jelas ini merupakan rasa peduli saya terhadap potensi fasilitas sosial Minangkabau yang menjanjikan.

           Dalam pergaulan di Minangkabau dulu, lapau merupakan objek utama yang akan dikunjungi oleh masyarakat. Menurut saya, sebenarnya lapau menjadi tempat yang tepat untuk membicarakan suatu permasalahan, diskusi, maupun canda sehari-hari, sebab, dilapau inilah masyarakat Minangkabau saling bertukar pikiran. Biasanya, orang yang sering duduk dilapau akan memiliki pengetahuan yang lebih karena pergaulannya lebih luas dibandingkan orang yang hanya bengong dirumah. Namun, sangat disayangkan karena sudah tidak banyak masyarakat Minang saat ini yang mau melangkahkan kakinya ke lapau.
         
           Masyarakat ababil sekarang beranggapan bahwa lapau merupakan tempat berkumpulnya orang-orang bodoh yang pemalas. Hal ini tidak sepenuhnya benar, sebab pada kenyataannya dari orang berpengetahuan sampai pemuka masyarakat pun juga tergabung dalam pergaulan lapau. Jadi, tidak ada orang lapau yang bodoh, Karena mereka juga menyerap apa yang diperbincangkan bersama untuk mendapatkan alas an yang lebih bijak. Oleh sebab itulah lapau sangat berpengaruh pada kehidupan masyarakat minangkabau.

           Orang yang bilang kalau lapau itu tempat ngumpulnya orang bodoh dan pemalas adalah orang bacod. Bacod ababil.
               
           Mereka tidak menyadari bahwa masyarakat lapau berguru pada alam.  Dari sanalah mereka belajar untuk saling menghormati dan menghargai satu sama lain. Jika dilihat, pembicaraan informasi dilapau jauh lebih hangat dibandingkan dengan media yang ada walaupun topiknya sama. Dan kita bisa memilkiki pemikiran yang lebih jauh bila sesekali merasakan duduk bersama orang-orang lapau, sebab, dari situ kita dapat menemukan ilmu alam yang belum kita pahami. Namun, pemikiran seperti itu sudah dianggap kuno oleh masyarakat sekarang. Bacod banged.

            Jadi, tidak ada salahnya jika masyarakat Minang sekarang duduk bercengkrama bersama dilapau. Paling tidak, hanya untuk beristirahat sambil minum segelas kopi. Dengan demikian, mungkin seseorang bisa merasakan efek lebih dari lapau.
Lapau Go International!
Setuju dengan saya?

7 komentar:

hafizhahmayangsari mengatakan...

:)

Rio Rivan mengatakan...

setuju!
tp sayang nyo lapau dakek rmah ambo d jadian pmuda jd tmpek ba'ampok. justru pmuda tu surng yng mmprburuk citra lapau (kecuali ambo)
tp ko interesting sanak.....

Akmal R mengatakan...

Haha, Klik iklan yang ada, biar kami bisa tetap hidup dan update.....

AinilHuda mengatakan...

eeeee urang lapau yo..

komenlah baliak aa..

Akmal R mengatakan...

Alah sista..
Mari bekerjasama membudayakan komen yang baik demi nilai yang sempurna...

Fadly Sansan mengatakan...

ndeeh, jadi kangen dek jo kehidupan lapau ambo satahun nan lalu..
dek gara anak anj**ng yg ndk tau diri tu mambuek ambo ndk bisa kalua rumah lae doh!

Akmal R mengatakan...

JANGAN HANYA PASRAH BRADA, KARENA LAKI GAK MINUM RASA-RASA!!

Posting Komentar

 
;